Jamu Mata : Muslimah Attires
Sunday, August 29, 2010
Solat Subuh, Ujian Terberat
Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini bagi seorang laki-laki adalah solat Subuh secara rutin berjemaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, solat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka solat tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.
Sikap manusia dalam menunaikan solat fardhu cukup beragam. Ada yang mengerjakan sebahagian solatnya di masjid, namun meninggalkan sebahagian yang lain. Ada pula yang melaksanakan solat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah.
Dan, Ada pula sebahagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan solat fardhu secara berjemaah di mushala/masjid pada awal waktu.
Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk membezakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda:
” Sesungguhnya solat yang paling berat bagi orang munafik adalah solat Isya’ Dan solat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Apabila Rasulullah saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada ketika solat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Di sebalik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahsia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirujuk, bersumber dari pelaksanaan salat Subuh yang diringan-ringankan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.
Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar. ‘Kejadian’ ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum ‘Ad, Tsamud, dan kaum penderhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh.
Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahawa mereka tidak takut dengan orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jemaah solat Subuh mencapai jumlah jemaah solat Jumaat. Memang, tanpa solat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak memperhatikan solat ini.
Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu petang hari (Asar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin?
Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit pun meninggalkannya, baik yang ringan apalagi yang sangat penting.
Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini.
Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga solat Subuhnya, yaitu dibebaskan dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk neraka, orang yang solat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.” (HR. Muslim).
Solat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk solat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh hadith-hadith yang berbicara tentang keutamaan solat Subuh?
Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjemaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun keadaannya, seperti sabda Rasulullah saw.: ” Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.”
Cuba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantu memapahnya. Dalam keadaan yang sedemikian rupa, ia bersikap keras mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah
Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.
Tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan solat Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan keadaan setiap muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pembaiki bagi setiap individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqamah?
Jika seseorang meninggalkan solat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah bermuhasabah dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhuatiri akhir hayat yang buruk (su’ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik! (HD).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment